Tampaknya penulis mengalami suatu hal yang mungkin dapat disebut sebagai "kesalahan mengingat yang menyebabkan kesalahan dalam penulisan". Ya, seharusnya Sobers bukan point-forward SM Britama, melainkan power-forward. Memang ada istilah posisi pebasket yang menggunakan kata point, tetapi biasanya dipadankan pada pemain bertahan, yaitu point-guard.
Kesalahan itu mungkin kecil saja dalam tulisan "Saatnya Pebasket Indonesia Membuktikan Kualitas", namun jelas mengganggu. Hal ini mengingatkan kembali penulis pada pertanyaan seorang teman beberapa saat lalu. Dia menanyakan apakah artinya singkatan PCT pada data statistik di kompetisi bola basket NBA.
Ada juga yang menanyakan, apakah ada terjemahan dalam Bahasa Indonesia untuk istilah-istilah bola basket seperti rebounds, assists, blocks, steals, turnovers, dan lainnya. Dalam suatu diskusi, seorang teman mengusulkan agar assists dialihbahasakan menjadi "umpan matang". Lalu, apakah steals bisa diterjemahkan sebagai "mencuri bola"?
Bisa jadi hal-hal yang dibincangkan tidak berpengaruh langsung pada peningkatan kualitas pemain-pemain basket di Indonesia. Walaupun demikian, pengertian yang benar tentang istilah-istilah olahraga bola basket di kalangan masyarakat luas dan khususnya para pencinta basket, jelas akan membantu meningkatkan apresiasi terhadap olahraga tersebut di Indonesia.
Sayangnya, barang-barang cetakan yang berkaitan dengan olahraga bola basket agak sukar ditemui di Indonesia. Kita tentu saja harus berterima kasih pada Loka Manya Prawiro dan tim anak-anak muda di bawah kendalinya, yang menerbitkan majalah Slam untuk penggemar basket di Indonesia. Walaupun Slam merupakan majalah franchise dari luar negeri, tetapi isinya tak melulu tentang olahraga bola basket di Amerika Serikat, yang merupakan negara asal penerbit Slam.
Cukup banyak pula berita-berita, baik dalam bentuk news maupun features, tentang olahraga bola basket di Indonesia. Slam edisi Maret 2008 misalnya, menampilkan pula profil Andi "Batam" Poedjakesuma dan kiprah juara Kobatama 2007-2008, Muba Hangtuah, di samping kisah mengenai LeBron James, Dwight "Superman" Howard, dan para bintang NBA lainnya.
Namun tentu saja Slam belum cukup. Saat mengunjungi sejumlah toko buku di Jakarta, penulis cukup kesulitan menemui buku-buku panduan mengenai olahraga bola basket. Jangankan yang berbahasa Indonesia, yang berbahasa Inggris pun hanya sedikit berhasil penulis temukan.
Tampaknya sudah saatnya bila para share holders bola basket di Indonesia memikirkan upaya memasyarakatkan bola basket dengan memperbanyak publikasi mengenai olahraga tersebut. Misalnya, dengan menerbitkan buku panduan teknik permainan dan istilah-istilah penting bola basket.
Kita juga harus berterima kasih pada JakTV. Secara rutin, stasiun televisi itu telah menayangkan pertandingan-pertandingan dalam kompetisi NBA. Siapa tahu pula, bekerja sama dengan JakTV atau pihak-pihak lain yang berminat, dapat pula disusun film-film panduan mengenai olahraga bola basket, maupun film tentang pertandingan-pertandingan menarik, baik dari NBA, negara lainnya, maupun film dokumenter pertandingan menarik olahraga bola basket di Indonesia.
Upaya memperbanyak publikasi mengenai bola basket, mudah-mudahan akan merintis semakin banyak tumbuh dan berkembang komunitas-komunitas pencinta basket di berbagai sudut di Tanah Air tercinta. Semoga.